Senin, 10 Mei 2010

Makhluk Tuhan Yang Satu Ini

a

Tidak diragukan lagi belut merupakan hewan kaya protein. Penduduk Indonesia tidak dikategorikan sebagai pengonsumsi belut. Jepang Cina Eropa lah yang merupakan pengonsumsi belut. Maklum masih banyak hewan lain yang bisa dikonsumsi. Maklum juga orang Indonesia masih membayangkan ular jika lihat belut.
Mengamati belut, semakin kagum kita terhadap Tuhan. Belut makhluk unik. Ketika lahir mereka hingga berukuran 20 cm berkelamin betina semua, ketika berukuran 20 - 35 cm banci, dan di atas 35 cm sebagian berkelamin jantan dan sebagian betina. Ketika sudah berkelamin jantan atau betina mereka tinggal dengan mengkavling lingkungan mereka. Jika diukur, jarak tempat tinggal mereka berjarak sama antara satu sama lain, berselang jantan betina jantan betina dst. Makanan yang lewat juga tidak akan jadi rebutan karena masing-masing tau wilayah kekuasaan mereka.
Belut tidur berbentuk huruf U atau J, dalam dunia budidaya, lapisan (media) kolam utama adalah batang/gedebok pisang tua, di atasnya diberi jerami atau karena di Batam tidak ada jerami kami memakai batang semangka. Nah jerami ini berfungsi sebagai kaitan ekornya. Jika akan makan, ia mematuk makanan itu tapi ekornya tidak terlepas. Hal ini memicu elastisitas hingga belut mudah memanjang, atau semacam olahraga lah.
Belut hidup di lingkungan lumpur, bukan air. Jika tidak ada air sama sekali ia menghujam ke dalam tanah sedalam 3 meter. Telurnya berlindung di antara pecahan tanah tidak akan rusak sepanjang masa. Sekali terkena air menetas dan tumbuh sehat.
Belut tidak suka disentuh, apalagi bahagian di atas kepala, jika terus tersentuh dia akan mati karena banyak engeluarkan sejens hormon.
Namun menyentuh belut harus dengan kelembutan. Belut menjadi licin karena naluri membela diri. Jika diperlakukan dengan kasar maka dia mengelurkan lendir pelicin, jika terus keluar maka akan lemas lalu mati.
Dalam sistim tradisional, seleksi bibit sebelum dimasukkan ke kolam juga unik. Bibit belut yang biasanya berukuran 15 cm diasukkan ke dalam tampi beras. Tampi diikat tali diletakkan ke tengah kolam. Belut keluar sendiri. Jika hingga satu minggu belut tidak keluar dari tampi maka dipastikan belut itu tidak bagus atau sakit. Nah, yang keluar dari tampi itu biasanya selamat, karena hidup dalam lumpur maka bebas predator, sehingga bisa dikatakan resiko kematian 0%.
Muhammad Laba
Read More...

Selasa, 04 Mei 2010

Eel Fish Trend

a

Hi,
This is Muhammad Laba, writing from Batam, Riau Archipelago Province of Indonesia. We have been dealing with eel fish business during past 30 years in Singapore, and now we are glad to let you know that Batam is ready for the eel fish and other fresh water fishes trade.
Eel fish (i.e. monopterus albus) is a new trend for Indonesian, however traditional farmers are ready for the work. Since it must be carried out by a forward trading, the mutual cooperation are needed.
We have been organizing a fresh water bazaar in Batam (for consumption and aquarium fresh water fishes), and we are ready to supply your need for the fries and the consumption size fishes.
For more detail information please mail us to:
laba72@yahoo.com Read More...

a


Saking potensialnya potensi belut ini perusahaan sekleas PT. Pertamina lewat PKBL nya sibuk membina petani tradisional untuk memelihara belut. Saya menyaksikan sendiri betapa antusiasnya pihak-pihak terkait untuk mensukseskan program ini. Di Batam, kami memiliki Bursa Ikan Air Tawar untuk ikan konsumsi dan ikan hias, baik bibit maupun ukuran panen. Permintaan ke kami sudah sangat fantastis. Butuh dukungan mitra baik pemodal maupun petani, pabrikan, untuk bekerjasama menangani permintaan yang setiap jam bertambah terus.
Ada perusahaan Jepang meminta kami menyediakan 3,7 ton belut per 2 minggu untuk ukuran setengah jadi: 15 ekor per kg. Ada permintaan bibit belut ukuran 15 cm hingga 20 juta ekor per bulan, belum lagi permintaan skala 5 ton per hari, 2 ton perhari hingga 20 kg per hari x 15 restauran. Bagi yang berminat hubungi e-mail laba72@yahoo.com Read More...

Trend Lele Digantikan Belut

a

Salam Sejahtera
Kami, mengucapkan terima kasih atas kunjungan anda ke blog ini.
Perikanan air tawar adalah suatu dunia baru bagi masyarakat Batam. Dihentikannya impor lele dari Malaysia ke Batam cukup membuat panik. Katanya kebutuhan lele untuk Batam adalah 10 ton perhari.
Konon khabarnya Dirjen Perikanan Darat meminta Kepala Dinas Perikanan Batam untuk menyetop impor lele dari Malaysia. Konon khabarnya, orang Malaysia tidak makan lele, yang makan orang Indonesia. Konon lele itu adalah filter bagi loji air, dikarenakan Malaysia menjaual air ke Singapura sehingga lele dijadikan filter bagi segala macam substans berbahaya dalam air minum. Artinya jika benar maka lele Malaysia adalah lele penyakit. Konon juga khabarnya usus babi dijadikan pakan bagi lele. Hal ini antara lain yang menyebabkan Departemen Pertanian menyetop impor lele yang sekaligus untuk mendukung produksi dalam negeri.
Akibatnya pasar lokal lele panik. Harga lele panen untuk ukuran 5 sampai 6 ekor perkg menembus Rp. 28.000 dari harga asal di tingkat petani sebesar Rp 11,500 per kg.
Asosiasi Petani Ikan Air Tawar pun digagas, ironisnya ternyata para kandidat ketua yang bukan petani sungguhan itu datang dengan misi membuka kembali kran impor lele, di tengah keresahan kaum petani sungguhan yang tetap ingin kran lele tetap ditutup.
Lain cerita dengan Belut. Belut memang komoditas andalan dalam 6 bulan terkhir ke depan. Belut jenis Bangkok Kuning (Monopterus Albus) sangat digemari. Memang Indonesia tidak dikategorikan negara pengonsumsi belut. Yang gemar konsumsi belut adalah masyarakat Jepang, China, Eropa. Hingga hari ini Jepang masih menduduki peringkat tertinggi dalam impor Belut atau UNAGI. Nah banyak masyarakat Indonesia yang bepergian ke luar negeri, pulang dengan hobi baru, menonsumsi belut. Inilah trend masa depan, mengonsumsi belut atau makan Pecel Belut.
Di Batam, tahun 2004 kami memudidaya belut di Barelang, Jembatan 4. Hasil panen luar biasa, 4 ekor per kg dalam masa 3,5 sampai 4 bulan. Jika hari itu kami berhasil jual, maka Rp 8,000 sudah menguntungkan. pada saat yang sama harga belut di Palembang, Jambi Rp 25.000 per kg. "Ih apa tuh ular ya... Kata tetangga kai ketika kami beri belut itu".
6 bulan lalu kami mencari belut, untuk sekedar sampel dan pajangan untuk acara pelitahan TOT budidaya belut. Tidak ada yang menjual. Namun hari ini belut sudah mencapai kisaran harga Rp. 40.000 per kg hanya ukuran 15 ekor per kg, bisa diliha di Pasar TIban Center. Untuk ukuran yang sama di sekitar pasar di Piayu harganya Rp. 35.000,- (Bandingkan ukuran yang sama seharga US$ 6 jika anda jual ke perusahaan Jepang atau Singapura).
Siang tadi kami kedatangan ketua kelompok tani dari Tanjung Uban. Entah dari mana petani sana ngotot minta dibantu suply belut bangkok sebanyak 200.000 ekor. Enam bulan lalu rekan mereka datang minta disupply 60.000 ekor, disamping meminta kami untuk membina mereka. Sementara utusan perusahaan Jepang datang ke kami meminta disupply 1 juta ekor. Permintaan di atas 1 juta ekor banyak sampai ke kami. Namun sayang 6 bulan lalu itu kami serius menangani supply bibit belut untuk Pertamina Region Sumbagsel. Mereka mensupply ke petani binaan mereka. Permintaan mereka mencapai 34 juta ekor per provinsi, kuantitas yang sama juga untuk Jambi, Bengkulu, Lampung.
Singkat cerita kami akhirnya harus kembali ke Batam. Seperti kami sebutkan sebelumnya, 6 bulan lalu cari belut di Batam sangat mustahil. Kini pasar-pasar tradisional sudah menjual. Order ke kami sangat meningkat. Saat ini ada perusahaan Jepang yang meminta dari kami 3,7 ton belut per dua minggu. 3,7 ton itu jika dikalikan dengan jumlah ekornya 15 ekor per kg maka menjadi 55,500,000,- ekor. Untuk itu butuh kolam 22,200 buah dengan daya tampung 2,500 ekor per kolam ukuran 3x6 m. Nah pertanyaannya adalah siapa yang mau menggali dan membuat 22,200 kolam lalu membeli belut seharga 55,500,000,- x Rp 1000 per ekor untuk mensuplly 3,7 ton per 2 minggu itu?
Nah disinilah perlu pemahaman bahwa usaha ini adalah usah Future's/Forward Trading dimana si pembeli harus memakai pola plasma atau apapun namanya. Kami sudah menyampaikan ke Perusahaan Jepang tersebut bahwa di Batam sudah ada pemain asing yang memakai pola inti plasma. Bibit, pakan, dan biaya pembuatan disuplly oleh si pembeli. Perusahaan Jepang ini masih rapat.
Nah, jika babak ini dilewati maka kami pastikan akan ada jual beli luar biasa komuditas belut ini.
Kami ingin memperkenalkan diri, kami telah memulai membuka Bazar atau Bursa Perikanan Air Tawar. Kami menjual dan membeli bibit ikan air tawar mulai dari belut (ukuran 15 cm), lele, nila (gif dan asoka), mas, gurame, bawal, udang panami, udang tiger, bandeng, dan macam-macam ikan air tawar lain. Selain itu melakukan jual beli aneka ikan hias air tawar, mulau dari koi, oscar, sapu-sapu, laga, cupang, maskoki, discus, arwana, dan seluruh ikan hias lain. Sekali lagi tiada ikan air laut yang kami layani, kcuali ikan laut yang sudah diubah menjadi ikan air tawar.
Kami memiliki alamat di Ruko Dutamas No xx sebagai kantor Pusat kami, Rukon Mandalai Blok C No 6, 7 Batuaji Batam, Semantar Hatchery/Breeding Farm alias tambak kami seluas 30 hektar ada di Kelurahan Repang Cate, Tanjung Kelingking, setempat dikenal sebagai Simpang Memory Hill (kanan Jalan) setelah Jebatan 6, Batam.
Selain aneka bibit dan ikan ukuran panen (konsumsi) Kami menyediakan tenaga pembina, perlatan, buku panduan, CD dll.
Hubungi:
M.S. Laba 081270008086
email: laba72@yahoo.com
Terima Kasih
Read More...